Restu Rohan Maharaastra

Senin, 30 Juli 2018

Dyan Astriana. "Kariernya Terhambat karena Orang Tua "

Dyan Astriana
"Kariernya Terhambat Karena Orang Tua "
Dyan Astriana adalah nama lengkap dari wanita berkulit sawo matang ini. Sejak kecil dia sudah gemar menari, namun bakat menarinya baru bisa disalurkan ketika menginjak kelas.1 di Bangku SMA .
Kala itu tarian yang dibawakannya adalah tarian khas jawa barat, yaitu tari topeng. Awalnya hanya menari dipanggung-panggung hajatan lokal di kota cirebon, kemudian suatu hari ada kesempatan yang membawanya ke TMII ( Taman Mini Indonesia Indah ) Jakarta untuk menari diacara Tahunan, yaitu Kirab Budaya.
Dari jakarta kemudian dibawa ke Yogyakarta di keraton Yogya untuk mengisi acara FKN ( Festival Kesenian Nusantara ), untuk kedua kalinya Dyan mendapatkan tawaran untuk mengisi acara FKN ( Festival Kesenian Nusantara ) yaitu di Bone – sulawesi. Namun kali ini niat nya terhalang karena tidak mendapat ijin dari orang tua, sampai namanya terpilih untuk mewakili indonesia untuk membawakan tarian topeng di Taiwan dan sekali lagi Dyan tidak mendapat ijin dari orang tua.
Kariernya mulai terhambat karena orangtua yang kala itu masih berpikiran kolot, yang berpikiran tidak baik diluar sana. Orang tuanya menginginkan dyan cukup berkarier di kotanya saja agar selalu dekat dengan orangtua, karena maklum,, Dyan adalah anak kesayangan dari orangtuanya.
Akhirnya Dyan melanjutkan SMA Nya disambi dengan mengajar tari topeng untuk anaknya Dr Hermawan S,pog. ”sambil sekolah aku ngajar nari dan itu sampai setahun lamanya”.
”setelah lulus SMA Aku diterima di IPB Jalur SPMB, karena aku berprestasi disekolah, aku juara 3 di olimpiade dan alhamdulilah selama SMA Selalu juara kelas disekolah”. Namun lagi-lagi kuliahnya harus terhenti karena orang tua, akhirnya hanya diam diri dicirebon kemudin tinggal dijakarta dan cirebon lagi sampai akhirnya dapat jodoh dan menikah.
Setelah menikah Dyan masih suka menyalurkan bakat tariannya diacara-acara lokal dikota cirebon, sampai akhirnya bertemu dengan Mas Djery sharma dan mbak Ery Duniati dan membawanya untuk pertamakalinya menari india di acara Ulang Tahun ke.1 BMCI ( Bollywood Mania Club Indonesia ) cabang kota Cirebon tahun 2012 lalu. Sejak saat itu mulailah menari untuk acara-acara india mania dikota cirebon juga luar kota dari perwakilan komunitas kota Bandung, Jakarta, dll.
Setelah gagal berumahtangga dengan suami pertamanya dan akhirnya pada bulan April 2018 lalu, Dyan kembali melaksanakan ijab kabul nya dengan suami keduanya, Tony Hartono ”ini adalah hari-hari bahagia kami, minta doanya supaya hubungan kami berdua langgeng sampe kakek nenek”.
Ok deh,, Dyan selamat menempuh hidup baru, semoga langgeng dan samawa yaa....

Minggu, 20 Mei 2018

FESTIVAL OF LIGHT INDRAMAYU

FESTIVAL OF LIGHT INDRAMAYU
Adalah sebuah pameran/ pertunjukan ribuan lampu lampion berbentuk sebuah Taman. Dimana lampion-lampion itu berbentuk istana, masjid, kuil berukuran seperti aslinya, selain berbentuk bangunan lampion hias itu juga berbentuk hewan-hewan seperti kuda, bebek bahkan tokoh-tokoh kartun, juga bunga bunga berwarna warni.
Dekorasinya memang dominan dengan budaya Chines / Oriental tapi juga dipadu dengan adat ketimuran seperti istana & Masjid.
Festival of light ini mulai dibuka pada hari Minggu, 29 April 2018 lalu, dan dibuka setiap malam mulai pkl.18.00 WIB.
Berada di JL. Siliwangi depan Pusat Kuliner Tjimaoek Indramayu
Adapun tiket masuk yang dikenakan adalah Rp. 15.000,- ( senin – kamis ) & Rp.20.000,- ( Jumat – Minggu )
Buruaaaan Nonton jangan sampai ketinggalan !!!!

Minggu, 13 Mei 2018

LIYAN SAHID CHAUDRIE BAHAGIA DENGAN BUAH HATI

LIYAN SAHID CHAUDRIE

Kelahiran : Jakarta, 29 Desember 1990
Pendidikan : SMA Negeri 38 Jakarta & Smk Tanjung Priok II
Keluarga : Kodri ( suami ), Zidane ( anak ke.1 ), Ammar Zain ( Anak Ke.2 )

Namanya memang tidak terlalu dikenal dijagat sosmed ataupun layar kaca. Namun sebenarnya nama Liyan Sahid ini sudah lumayan banyak menghiasi FTV jebolan ”Genta Buana Paramitha” namun perannya kala itu hanya sebagai figuran saja.
”awal mulanya tahun 2006 pas kemping sekolah dicibubur, dimana Cibubur itu tempat syutingnya film-film Genta Buana. Bermula iseng liat syutingnya film ala-ala siluman gitu, eeh ada salah satu krew nya yang datengin nawarin ikutan, aku sih saat itu langsug bilang iya. Seminggu kemudian ditelpon agency buat ikutan jadi figuran dulu. Setahun berlangsung jadi figuran, mulai dapat peran-peran kecil , salah satunya dalam FTV “Cinta monyet dikandang monyet “ bersama Afifa Syahira & Rifat Sungkar. walau enggak banyak seenggaknya seneng banget bias diliat keluarga sama temen-temen” ungkap wanita yg menyebut pulau Bali sebagai tempat liburan favoritenya ini.
Pada tahun 2009 Liyan memutuskan untuk berhenti dari dunia entertainment yang baru dijalani nya seumur jagung. Dan pada Tahun 2010 Liyan memutuskan untuk menikah dengan pria pilihan kedua orangtuanya. ”Awal mulanya perjodohan, karna saling suka kita jawab oke,, 3 minggu dilamar dan akhirnya menikah” dan dari buah perkawinannya Liyan & Kodri ( suaminya ) kini dikaruniai 2 orang Putra Zidane ( 7 Tahun ) & Ammar Zain ( 6 Bulan ) selama 8 Tahun menikah.
Menurut pengakuan Liyan, suaminya sangat mendukung tentang keterlibatannya didalam dunia entertainment dengan catatan bisa membagi waktu urusan keluarga & pekerjaan.
Begitupun dengan kehadiran Liyan di acara-acara komunitas Bollywood di Indonesia, hampir setiap acara komunitas Bollywood liyan hadir terutama di Jakarta ” sebenarnya teman-teman aku itu lebih banyak dijakarta daripada di Cirebon tempat tinggal aku sekarang, karena aku lahir di jakarta besar & sekolah dijakarta, jadi otomatis temen-temen aku banyakan di sana” ungkapnya.
”sekarang sih udah jarang ikutan acara-acara komunitas Bollywod, paling yaa acara-acara dicirebon aja itupun juga acara temen-temen deket doang kaya ngumpul bareng temen-temen genk meow mbak Eka, Teh Dyan, Irny & Kak Restu, karena sekarang lagi seneng sama pangeran pangeran kecilku Zidane & Ammar” oke deh sukses yaa liyan.....
By. Restu Rohan ( 07/05/2018 )

Rabu, 21 Februari 2018

Bakat Dibalik seragam Polri

Brigadir Iswanto Zld
" Bakat Dibalik Seragam Polri "

Namanya memang tak sepopuler Norman Kamaru ataupun Saeful Bakhri, Namun soal bakatnya didunia musik tidak kalah dengan kedua rekannya tersebut. Nama Bowet ( panggilan populer dari Brigadir Iswanto ) pernah populer di dunia musik pada Tahun 2012 lalu lewat single lagu " Jumpa Pertama " karya Wishnu L Widharto, Arahan Don Aryadien.
Brigadir Iswanto/ Bowet adalah anggota kepolisian di jajaran Polres Gresik yang bertugas di kesatuan Bamin SPKT.
Meskipun Iswanto Dan Norman kamaru sama-sama terjun kedunia musik, namun Iswanto tidak ingin disebut menguntit langkah Norman. Iswanto mengaku suka menyanyi sejak kecil. Namun, dunia panggung hiburan baru dicobanya sekitar tahun 2010 lalu.
Pemuda tampan ini adalah lulusan SMUN 12 Surabaya Tahun 2003, Awalnya Bowet memang tidak bercita-cita menjadi seorang polisi karena cita-citanya sejak kecil adalah menjadi seorang Entertainer namun karena dorongan dan permintaan dari kedua orangtuanya, akhirnya dengan sedikit terpaksa Bowet melanjutkan study nya di SPM Polisi Negara Republik Indonesia Mojokerto Tahun 2005 lalu, dan masuk ke kepolisian pada 10 mei 2005.
Selama meniti karier nya dikepolisian Bowet pun sering mengisi acara sebagai penyanyi & MC di panggung-panggung dan live show. Bahkan penyiar radio pun pernah dilakoni oleh pria kelahiran Gresik, 26 Juni 1985 ini. “Awalnya saya suka mengisi acara waktu dinas di Bawean,” kata sulung dari lima bersaudara ini.
Potensi Iswanto rupanya diamati seorang produser yang kemudian menawarkan kesempatan bikin single. Tetapi bukan membawakan lagu dangdut seperti yang selama ini dilantunkan di setiap kesempatan.
“Saya ditantang untuk menyanyi pop jazz. Ketika saya coba, rasanya pas lagu itu buat saya,” ujar pria yang memilih Bowet sebagai nama panggungnya ini sambil menyebut Jumpa pertama yang merupakan single yang diharap bisa diterima penikmat musik Tanah Air.
Kondisi yang terjadi pada Norman dijadikan pengalaman bagi Briptu Iswanto dalam menapaki kariernya. Karena itu, pria yang memakai nama panggung Bowet ini berjanji akan tetap bertahan sebagai polisi apa pun yang terjadi.
"Saya berharap bisa jalani keduanya, sebagai polisi dan juga menyanyi. Tapi, yang utama tetap di kepolisian," tegasnya.
Tekadnya bertahan di kepolisian ini sangat beralasan, karena posisi Bowet yang sulung dari lima bersaudara sehingga diharapkan bisa jadi tulang punggung keluarga. "Saya memang tak boleh gagal. Kasihan orangtua nanti," ungkap Bowet yang belakangan sedang promo singlenya Jumpa Pertama, yang kemudian disusul single kedua yang berjudul Aku yang posesif & Hati berteman Luka karya Hari Toledo.
Disinggung mengenai langkahnya terjun ke dunia tarik suara, Bowet menepis anggapan dirinya terinspirasi sukses Norman saat terjun ke industri musik. “Hanya kebetulan saja latar belakangnya sama-sama dari kepolisian. Tapi saya suka menyanyi kan sejak kecil,” kilahnya mengakhiri.

Sumber : Surya Online, SURABAYA Selasa, 20 November 2012 21:16
Diperbaharui oleh Restu Rohan & Brigadir Iswanto/ Bowet Rabu, 21 Pebruari 2018